Pendelegasian wewenang
PENDAHULUAN :
Pendelegasian
wewenang merupakan sesuatu yang vital dalam organisasi kantor. Atasan perlu
melakukan pendelegasian wewenang agar mereka bisa menjalankan operasi manajemen
dengan baik. Selain itu, pendelegasian wewenang adalah konsekuensi logis dari
semakin besarnya organisasi. Bila seorang atasan tidak mau mendelegasikan
wewenang, maka sesungguhnya organisasi itu tidak butuh siapa-siapa selain dia
sendiri.Bila atasan menghadapi banyak pekerjaan yang tak dapat dilaksanakan
oleh satu orang, maka ia perlu melakukan delegasi. Pendelegasian juga dilakukan
agar manajer dapat mengembangkan bawahan sehingga lebih memperkuat organisasi,
terutama di saat terjadi perubahan susunan manajemen.
Yang penting disadari adalah di saat
kita mendelegasikan wewenang kita memberikan otoritas pada orang lain, namun
kita sebenarnya tidak kehilangan otoritas orisinilnya. Ini yang sering
dikhawatirkan oleh banyak orang. Mereka takut bila mereka melakukan delegasi,
mereka kehilangan wewenang, padahal tidak, karena tanggung jawab tetap berada
pada sang atasan. Berikut ada tips bagaimana mengusahakan agar para atasan mau
mendelegasikan wewenang.
Ciptakan budaya kerja yang membuat
orang bebas dari perasaan takut gagal/salah.
Keengganan
seorang atasan/manajer untuk mendelegasikan wewenang biasanya dikarenakan mereka
takut kalau-kalau tugas mereka gagal dikerjakan dengan baik oleh orang lain.
Ini perlu diatasi dengan mendorong mereka untuk berani menanggung resiko. Hanya
dengan berani menanggung resikolah perusahaan akan mendapatkan manajer-manajer
yang handal dan berpengalaman. Ciptakan budaya bahwa pendelegasian wewenang
adalah upaya agar manajer anda menjadi semakin matang. Pendelegasian wewenang
bukan sebuah hukuman yang mengurangi kekuasaan manajer, namun membuka
kesempatan bagi pengembangan diri mereka dan bawahan.Jadikan pendelegasian
wewenang sebagai bagian dari proses perbaikan.
Tips Agar Atasan Mau Mendelegasikan Wewenang
Salah satu efek pendelegasian
wewenang adalah pengungkapan kelemahan-kelemahan dalam suatu pekerjaan. Tentu
akan sangat tidak mengenakkan bagi seorang manajer bila kelemahan kerja mereka
diketahui. Karenanya, yakinkan bahwa pendelegasian wewenang sama sekali bukan
untuk menghukum mereka, namun sebagai bagian dari proses perbaikan kerja secara
keseluruhan. Mungkin juga sebuah pendelegasian tidak memperbaiki apa-apa, namun
setidaknya mendorong manajer anda untuk berpikir untuk memperbaiki dirinya
sendiri.Dorong agar manajer anda merasa pasti dan aman.
Seringkali ada keinginan pada
seseorang untuk melakukan suatu pekerjaan itu sendiri. Mereka ingin merasakan
kepuasan pribadi bila mengerjakannya sendiri. Biasanya mereka memiliki
kemampuan yang memadai namun tidak merasa pasti akan pekerjaannya. Untuk itulah
anda perlu menunjukkan bahwa pekerjaan yang dihasilkan sebuah tim tidak
mengurangi mutu kerja yang diinginkannya. Tunjukkan keyakinan anda bahwa ia
tetap melakukan sesuatu yang baik meski melalui tangan orang lain. Pastikan
pula bahwa anda tidak sedang menarik wewenang itu darinya, justru kini ia
menempati suatu posisi baru yang membuatnya bisa melihat cakrawala pekerjaan
lebih luas. Berikut adalah beberapa tips agar atasan mau mendelegasikan
wewenang :
- Didiklah manajer anda untuk tetap bisa mengendalikan pekerjaannya dengan baik.
Manajer yang belum tahu bagaimana
mengendalikan pekerjaan yang didelegasikan tidak akan bisa mendelegasikan
wewenang. Oleh karena itu anda harus mengajari mereka bagaimana mereka bisa
tetap mengendalikan pekerjaan yang didelegasikan itu dengan baik. Ini yang
dinamakan tanggung jawab. Ajari bagaimana manajer anda meminta laporan secara
periodik dari bawahannya, atau mengadakan pertemuan untuk membahas pencapaian
tujuan dan sasaran pekerjaan. Tanpa bekal ini, tak seorang manajer mau
mendelegasikan wewenang, kecuali ia seorang pemalas.
- Tentukan mana yang bisa didelegasikan dan mana yang harus dikerjakan sendiri
Tidak semua pekerjaan bisa
didelegasikan begitu saja. Bila semua pekerjaan dan tanggung jawab habis
didelegasikan, maka seseorang tak perlu melakukan apa-apa. Tentukan dengan
jelas mana-mana yang anda ingin ia mengerjakannya sendiri, sesuai dengan
kualifikasi dan tanggung jawab langsungnya, mana yang bisa didelegasikan pada
orang lain. Dengan demikian anda memberikan kepastian pada manajer itu untuk
mengetahui apa-apa yang anda inginkan darinya.
- Pilihlah penerima delegasi dengan cermat dan baik.
Keengganan manajer melakukan delegasi
karena mereka takut wewenang itu akan disalahgunakan oleh bawahannya. Atau,
bawahannya tidak akan mampu melakukan sebaik yang ia lakukan. Oleh karena itu
pilihlah secara cermat dan bijak bawahan yang pantas menerima delegasi. Jangan
pilih sembarang orang. Konsekuensi pendelegasian wewenang adalah upaya untuk
mengembangkan bawahan. Ini termasuk menuntut bawahan untuk benar-benar
bertanggung jawab atas wewenang yang diberikannya.
- Kembangkan para bawahan agar mampu melakukan pekerjaan dengan baik.
Bila sebuah wewenang telah
didelegasikan, maka anda, selaku pimpinan perusahaan, harus mengupayakan agar
manajer yang menjadi bawahan anda berhasil mengendalikan pekerjaannya,
sekaligus mengembangkan staff bawahan agar berhasil mengerjakan pekerjaan yang
didelegasikan padanya. Kedua belah pihak memerlukan bantuan anda. Mengembangkan
bawahan bertujuan agar bawahan bisa bekerja dengan baik, sekaligus agar manejer
pemberi delegasi tetap bisa mempertanggungjawabkan pendelegasian itu dengan
baik.
- Ciptakan budaya kerja tim.
Dalam organisasi, selalu ada saja
orang-orang yang ingin mendominasi. Mereka ingin mengumpulkan wewenang
sebanyak-banyaknya. Atau sebaliknya ada saja orang-orang yang menghindari masalah
dan menolak setiap tanggung jawab. Tugas anda sebagai pimpinan perusahaan
adalah menunjukkan tujuan yang jelas bagi semua pihak sehingga terciptakan
sebuah budaya kerja tim. Tidak ada pengakuan kerja hanya pada pribadi-pribad
tertentu, melainkan pada upaya-upaya kelompok. Tidak ada orang yang tidak bisa
digantikan, melainkan sebuah tim pemenang.
Pendelegasian
Pendelegasian (pelimpahan
wewenang) merupakan salah satu elemen penting dalam fungsi pembinaan. Sebagai
manajer perawat dan bidan menerima prinsip-prinsip delegasi agar menjadi lebih
produktif dalam melakukan fungsi-fungsi manajemen lainnya. Delegasi wewenang
adalah proses dimana manajer mengalokasikan wewenang kepada bawahannya.
Ada empat
kegiatan dalam delegasi wewenang:
1. Manager perawat/bidan menetapkan
dan memberikan tugas dan tujuannya kepada orang yang diberi pelimpahan;
2. Manajer melimpahkan wewenang yang
diperlukan untuk mencapai tujuan;
3. Perawat/bidan yang menerima
delegasi baik eksplisit maupun implisit menimbulkan kewajiban dan tanggung
jawab.
4. Manajer perawat/bidan menerima
pertanggungjawaban (akontabilitas) atas hasil yang telah dicapai.
Alasan pendelegasian :
Ada
beberapa alasan mengapa pendelegasian diperlukan.
1.
Pendelegasian memungkinkan manajer perawat/bidan mencapai
hasil yang lebih baik dari pada semua kegiatan ditangani sendiri.
2.
Agar organisasi berjalan lebih efisien.
3. Pendelegasian memungkinkan
manajer perawat/bidan dapat memusatkan perhatian terhadap tugas-tugas prioritas
yang lebih penting.
4. Dengan pendelegasian,
memungkinkan bawahan untuk tumbuh dan berkembang, bahkan dapat dipergunakan
sebagai bahan informasi untuk belajar dari kesalahan atau keberhasilan.
Manajer perawat/bidan seharusnya
lebih cermat dalam mendelegasikan tugas dan wewenangnya, mengingat kegiatan
perawat dan bidan berhubungan dengan keselamatan orang lain (pasen). Oleh
karena itu sebelum mendelegasikan
tugas/wewenang hendaknya dipahami benar tingkat kemampuan dari perawat/bidan
yang akan diberikan delegasi.
Cara
manajer perawat/bidan dalam melakukan pendelegasian
1. Membuat perencanaan ke depan dan
mencegah masalah.
2. Menetapkan tujuan dan sasaran
yang realistis
3. Menyetujui standar kerja
4. Menyelaraskan tugas atau
kewajiban dengan kemampuan bawahan
5.
Melatih dan mengembangkan staf bawahan dengan memberikan
tugas dan wewenang baik secara tertulis maupun lisan.
6.
Melakukan kontrol dan mengkoordinasikan pekerjaan bawahan
dengan mengukur pencapaian tujuan berdasarkan standar serta memberikan umpan
balik prestasi yang dicapai.
7.
Kunjungi bawahan lebih sering dan dengarkan keluhan -
keluhannya.
8.
Bantu mereka untuk memecahkan masalahnya dengan
memberikan ide ide baru yang bermanfaat.
9. Memberikan ‘reward’ atas
hasil yang dicapai.
10. Jangan
mengambil kembali tugas yang sudah didelegasikan.
Teknik
pendelegasian
Manajer
perawat/bidan pada seluruh tingkatan dapat menyiapkan tugas-tugas yang dapat
didelegasikan dari eksekutif perawat sampai eksekutif departemen atau kepala
unit, dan dari kepala unit sampai perawat/bidan klinis. Delegasi mencakup
kewenangan untuk persetujuan, rekomendasi atau pelaksanaan. Tugas-tugas
seharusnya dirangking dengan waktu yang diperlukan untuk melaksanakannya dan
sebaiknya satu kewajiban didelegasikan
pada satu waktu.
Kapan tidak perlu
dilakukan delegasi
Hindari mendelegasikan kekuasaan dan tetap mempertahankan
moral dalam pelaksanaannya. Kontrol dilakukan khusus
pada pekerjaan yang sangat teknis atau
tugas tugas yang melibatkan kepercayaan. Hal ini merupakan hal yang kompleks
dalam manajemen keperawatan/kebidanan, sehingga
memerlukan pengetahuan dan kemampuan yang khusus. Manajer perawat/bidan
yang akan menangani hal tersebut
seharusnya memiliki kemampuan ilmu manajemen dan perilaku. Mendelegasikan tugas dan tanggung
jawab dapat menyebabkan perawat/bidan
klinis berasumsi bahwa manajer tidak mampu untuk menangani tanggung jawab kepemimpinannya terhadap manajemen keperawatan/kebidanan.
Keengganan manajer melakukan delegasi karena mereka
takut wewenang itu akan disalahgunakan oleh bawahannya. Atau, bawahannya tidak
akan mampu melakukan sebaik yang ia lakukan. Oleh karena itu pilihlah secara
cermat dan bijak bawahan yang pantas menerima delegasi. Jangan pilih sembarang
orang. Konsekuensi pendelegasian wewenang adalah upaya untuk mengembangkan
bawahan. Ini termasuk menuntut bawahan untuk benar-benar bertanggung jawab atas
wewenang yang diberikannya.
Hambatan
- Hambatan Pendelegasian
- Hambatan hambatan pada delegator
1. Kemampuan yang diragukan oleh dirinya
sendiri
2. Meyakini
bahwa seseorang “mengetahui semua rincian”
3. “Saya dapat melakukannya lebih baik oleh
diri saya sendiri” buah pikiran yang keliru.
4. Kurangnya
pengalaman dalam pekerjaan atau dalam mendelegasikan
5. Rasa tidak aman
6. Takut
tidak disukai
7. Penolakan untuk mengakui kesalahan
8. Kurangnya kepercayaan pada bawahan
9. Kesempurnaan, menyebabkan kontrol yang
berlebihan
10. Kurangnya
ketrampilan organisasional dalam menyeimbangkan beban kerja
11. Kegagalan untuk
mendelegasikan kewenangan yang sepadan dengan tanggung jawab.
12. Keseganan untuk mengembangkan bawahan
13. Kegagalan untuk menetapkan kontrol dan tindak lanjut yang efektif.
·
Hambatan
hambatan pada yang diberi delegasi
1. Kurangnya pengalaman
2. Kurangnya kompetensi
3. Menghindari tanggung jawab
4. Sangat tergantung dengan boss
5. Kekacauan [disorganization]
6. Kelebihan beban kerja
7. Terlalu
memperhatikan hal hal yang kurang bermanfaat
·
Hambatan
hambatan dalam situasi
1. Kebijakan tertuju pada satu orang
2. Tidak ada toleransi kesalahan
3. Kekritisan keputusan
4. Urgensi, tidak
ada waktu untuk menjelaskan [krisis manajemen]
5. Kebingungan
dalam tanggung jawab dan kewenangan.
6. Kekurangan tenaga
PENDELEGASIAN
Oleh : Agus Krisdianto ST,MM
A.PENDAHULUAN
Mungkin kita sering mendengar kata pendelegasian pekerjaan , namun tak sedikit juga dari kita sebetulnya belum memahami secara mendalam apa makna dan implikasi pendelegasian pekerjaan itu. Sebenarnya, apakah pendelegasian itu?
Pendelegasian adalah “to get work done through other people” , sehingga boleh dikatakan sebagai salah satu pilar utama manajemen. Salah satu ciri pimpinan yang bagus adalah lancarnya proses pendelagasian. Sementara ada yang berkata, "Sharing is delegation." Pernyataan ini adalah prinsip dasar umum yang menjelaskan apa sebenarnya pendelegasian itu. Bagian ini secara khusus akan menguraikan pengertian pendelegasian serta semua aspek terkait yang ada di dalamnya.
Beberapa gejala dapat diindentifikasikan untuk menujukkan kurang mulusnya proses pendelegasian. Jika penanganan situasi “krisis” dan tindakan–tindakan berbentuk “pemadam kebakaran” menjadi pola yang umum dalam perusahaan hampir dapat dipastikan terjadi masalah dengan pendelegasiaan. Ketidakberesan pendelegasian juga nampak ketika pekerjaan menjadi lambat atau terhenti jika si pimpinan tidak berada di tempat.
B. PENGERTIAN PENDELEGASIAN
Oleh : Agus Krisdianto ST,MM
A.PENDAHULUAN
Mungkin kita sering mendengar kata pendelegasian pekerjaan , namun tak sedikit juga dari kita sebetulnya belum memahami secara mendalam apa makna dan implikasi pendelegasian pekerjaan itu. Sebenarnya, apakah pendelegasian itu?
Pendelegasian adalah “to get work done through other people” , sehingga boleh dikatakan sebagai salah satu pilar utama manajemen. Salah satu ciri pimpinan yang bagus adalah lancarnya proses pendelagasian. Sementara ada yang berkata, "Sharing is delegation." Pernyataan ini adalah prinsip dasar umum yang menjelaskan apa sebenarnya pendelegasian itu. Bagian ini secara khusus akan menguraikan pengertian pendelegasian serta semua aspek terkait yang ada di dalamnya.
Beberapa gejala dapat diindentifikasikan untuk menujukkan kurang mulusnya proses pendelegasian. Jika penanganan situasi “krisis” dan tindakan–tindakan berbentuk “pemadam kebakaran” menjadi pola yang umum dalam perusahaan hampir dapat dipastikan terjadi masalah dengan pendelegasiaan. Ketidakberesan pendelegasian juga nampak ketika pekerjaan menjadi lambat atau terhenti jika si pimpinan tidak berada di tempat.
B. PENGERTIAN PENDELEGASIAN
Robert Heller mendefinisikan pendelegasian sebagai mempercayakan
pekerjaan pada orang lain akan tetapi tanggung jawab atas pekerjaan atau
pekerjaan tersebut masih berada di tangan pendelegasi. Tony Atherton
mendefinisikan pendelegasian pekerjaan sebagai mempercayakan wewenang dan
tanggung jawab kepada orang lain untuk menyelesaikan suatu pekerjaan yang
didefinisikan dengan jelas, dan disetujui di bawah pengawasan pendelegasi
sambil tetap memegang seluruh tanggung jawab atas keberhasilan pekerjaan atau
pekerjaan itu. Dari uraian tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa :
Pendelegasian ialah proses terorganisir dalam kerangka hidup organisasi/keorganisasian untuk secara langsung melibatkan sebanyak mungkin orang dan pribadi dalam pembuatan keputusan, pengarahan, dan pengerjaan kerja-yang berkaitan dengan pemastian tugas.
Pendelegasian ialah tindakan memercayakan tugas (yang pasti dan jelas), kewenangan, hak, tanggung jawab, kewajiban, dan pertanggungjawaban kepada bawahan secara individu dalam setiap posisi tugas. Pendelegasian dilakukan dengan cara membagi tugas, kewenangan, hak, tanggung jawab, kewajiban, serta pertanggungjawaban, yang ditetapkan dalam suatu penjabaran/deskripsi tugas formil dalam organisasi.
Ada beberapa alasan mengapa pimpinan harus melakukan pendelegasian , yaitu :
1. Untuk mengembangkan organisasi
2. Menghemat waktu bagi pimpinan
3. Memotivasi dan mengembangkan bawahan.
“Dengan melakukan pendelegasian, Anda mungkin tidak dapat bekerja dengan tingkat efisiensi 100 %, namun Anda dapat berprestasi pada tingkat 100 %, 200 % atau bahkan 1000 % dari apa yang dapat Anda capai bila mengerjakan segala sesuatunya sendiri” sebuah ungkapan yang mengena untuk mendobrak resistensi terhadap pendelegasian pada masa lalu.
C. DASAR PENDELEGASIAN
” Mengapa pendelegasian itu penting?" Atau "mengapa pendelegasian itu penting dalam hidup dan kerja suatu organisasi?" Pendelegasian itu sangat penting bagi hidup dan kerja setiap organisasi dengan alasan-alasan mendasar berikut di bawah ini.
Pemimpin hanya dapat bekerja bersama dan bekerja melalui orang lain, sesuatu yang hanya dapat diwujudkannya melalui pendelegasian.
Melalui pendelegasian, pemimpin memberi tugas, wewenang, hak, tanggung jawab, kewajiban, dan pertanggungjawaban kepada bawahan demi pemastian tanggung jawab tugas (agar setiap individu peserta suatu organisasi berfungsi secara normal).
Dengan pendelegasian, pekerjaan keorganisasian dapat berjalan dengan baik tanpa kehadiran pemimpin puncak atau atasan secara langsung.
Dalam pendelegasian, pemimpin memercayakan tugas, wewenang, hak, tanggung jawab, kewajiban, dan pertanggungjawaban yang sekaligus "menuntut" adanya hasil kerja yang pasti dari bawahan.
Dalam pendelegasian, pemimpin memberikan tugas, wewenang, hak, tanggung jawab, kewajiban, dan pertanggungjawaban yang sepadan bagi pelaksanaan kerja sehingga bawahan dengan sendirinya dituntut untuk bertanggung jawab penuh dalam pelaksanaan kerja.
Mendelegasikan atau pelimpahan pekerjaan pada bawahan, seringkali dipandang sebagai suatu keuntungan atau fasilitas yang dimiliki oleh seorang pemimpin. Namun cukup mengejutkan mengetahui ternyata tidak semua menyukai dan mempergunakannya, saat menjadi pemimpin. Ada beberapa alasan yang mendasari atasan sehingga tidak melakukan pendelegasikan pekerjaan , yaitu :
1. Tidak mengerti pekerjaan apa yang harus di delegasikan
2. Tidak yakin bawahannya dapat mengerjakan sesuai standart kerjanya
3. Menganggap bila dikerjakan sendiri akan lebih cepat selesai
4. Tidak percaya terhadap kemampuan, pengetahuan dan keahlian kerja bawahan
5. Bawahannya semua telah cukup sibuk dengan pekerjaannya masing-masing
6. Tidak mengerti cara mendelegasikan pekerjaan dengan efektif
7. Khawatir bila mendelegasikan pekerjaan, dirinya sendiri tidak melakukan apa-apa
Sebenarnya hal ini tidak perlu terjadi. Pada beberapa perusahaan, seorang pimpinan justru mempergunakan pendelegasian pekerjaan sebagai alat "penyundul" posisi. Dengan menunjukkan bahwa bawahannya dapat mengerjakan sebagian pekerjaannya dengan baik, maka atasan memiliki alasan untuk meminta tanggung jawab yang lebih. Otomatis, dengan berkembangnya lingkup pekerjaan yang dikerjakan, seorang pimpinan tersebut pun dapat berharap mendapatkan penilaian kinerja yang baik dan promosi.
D. Penutup
Pendelegasian tidak hanya melulu mencangkup pelimpahan pekerjaan pada bawahan, tapi juga harus merupakan pembangunan iklim kerja berdasarkan kepercayaan serta merupakan proses peningkatan motivasi kerja pegawai. Terasa sulit memang, namun bukan berarti tidak dapat dipelajari.
Setiap pemimpin yang baik perlu memahami serta menerapkan pendelegasian dengan penuh tanggung jawab apabila ia menghendaki keberhasilan dalam kepemimpinannya. Pemimpin yang baik akan memahami bahwa ia hanya dapat bekerja dengan baik apabila ia dapat bekerja bersama dan bekerja melalui orang lain ( para bawahan ). Untuk mewujudkan kerja sama ini, pemimpin dapat mewujudkannya melalui pendelegasian, dimana pendelegasian dapat dilakukannya berdasarkan patokan seperti yang disebut diatas. ( krisPA30 )
Pendelegasian ialah proses terorganisir dalam kerangka hidup organisasi/keorganisasian untuk secara langsung melibatkan sebanyak mungkin orang dan pribadi dalam pembuatan keputusan, pengarahan, dan pengerjaan kerja-yang berkaitan dengan pemastian tugas.
Pendelegasian ialah tindakan memercayakan tugas (yang pasti dan jelas), kewenangan, hak, tanggung jawab, kewajiban, dan pertanggungjawaban kepada bawahan secara individu dalam setiap posisi tugas. Pendelegasian dilakukan dengan cara membagi tugas, kewenangan, hak, tanggung jawab, kewajiban, serta pertanggungjawaban, yang ditetapkan dalam suatu penjabaran/deskripsi tugas formil dalam organisasi.
Ada beberapa alasan mengapa pimpinan harus melakukan pendelegasian , yaitu :
1. Untuk mengembangkan organisasi
2. Menghemat waktu bagi pimpinan
3. Memotivasi dan mengembangkan bawahan.
“Dengan melakukan pendelegasian, Anda mungkin tidak dapat bekerja dengan tingkat efisiensi 100 %, namun Anda dapat berprestasi pada tingkat 100 %, 200 % atau bahkan 1000 % dari apa yang dapat Anda capai bila mengerjakan segala sesuatunya sendiri” sebuah ungkapan yang mengena untuk mendobrak resistensi terhadap pendelegasian pada masa lalu.
C. DASAR PENDELEGASIAN
” Mengapa pendelegasian itu penting?" Atau "mengapa pendelegasian itu penting dalam hidup dan kerja suatu organisasi?" Pendelegasian itu sangat penting bagi hidup dan kerja setiap organisasi dengan alasan-alasan mendasar berikut di bawah ini.
Pemimpin hanya dapat bekerja bersama dan bekerja melalui orang lain, sesuatu yang hanya dapat diwujudkannya melalui pendelegasian.
Melalui pendelegasian, pemimpin memberi tugas, wewenang, hak, tanggung jawab, kewajiban, dan pertanggungjawaban kepada bawahan demi pemastian tanggung jawab tugas (agar setiap individu peserta suatu organisasi berfungsi secara normal).
Dengan pendelegasian, pekerjaan keorganisasian dapat berjalan dengan baik tanpa kehadiran pemimpin puncak atau atasan secara langsung.
Dalam pendelegasian, pemimpin memercayakan tugas, wewenang, hak, tanggung jawab, kewajiban, dan pertanggungjawaban yang sekaligus "menuntut" adanya hasil kerja yang pasti dari bawahan.
Dalam pendelegasian, pemimpin memberikan tugas, wewenang, hak, tanggung jawab, kewajiban, dan pertanggungjawaban yang sepadan bagi pelaksanaan kerja sehingga bawahan dengan sendirinya dituntut untuk bertanggung jawab penuh dalam pelaksanaan kerja.
Mendelegasikan atau pelimpahan pekerjaan pada bawahan, seringkali dipandang sebagai suatu keuntungan atau fasilitas yang dimiliki oleh seorang pemimpin. Namun cukup mengejutkan mengetahui ternyata tidak semua menyukai dan mempergunakannya, saat menjadi pemimpin. Ada beberapa alasan yang mendasari atasan sehingga tidak melakukan pendelegasikan pekerjaan , yaitu :
1. Tidak mengerti pekerjaan apa yang harus di delegasikan
2. Tidak yakin bawahannya dapat mengerjakan sesuai standart kerjanya
3. Menganggap bila dikerjakan sendiri akan lebih cepat selesai
4. Tidak percaya terhadap kemampuan, pengetahuan dan keahlian kerja bawahan
5. Bawahannya semua telah cukup sibuk dengan pekerjaannya masing-masing
6. Tidak mengerti cara mendelegasikan pekerjaan dengan efektif
7. Khawatir bila mendelegasikan pekerjaan, dirinya sendiri tidak melakukan apa-apa
Sebenarnya hal ini tidak perlu terjadi. Pada beberapa perusahaan, seorang pimpinan justru mempergunakan pendelegasian pekerjaan sebagai alat "penyundul" posisi. Dengan menunjukkan bahwa bawahannya dapat mengerjakan sebagian pekerjaannya dengan baik, maka atasan memiliki alasan untuk meminta tanggung jawab yang lebih. Otomatis, dengan berkembangnya lingkup pekerjaan yang dikerjakan, seorang pimpinan tersebut pun dapat berharap mendapatkan penilaian kinerja yang baik dan promosi.
D. Penutup
Pendelegasian tidak hanya melulu mencangkup pelimpahan pekerjaan pada bawahan, tapi juga harus merupakan pembangunan iklim kerja berdasarkan kepercayaan serta merupakan proses peningkatan motivasi kerja pegawai. Terasa sulit memang, namun bukan berarti tidak dapat dipelajari.
Setiap pemimpin yang baik perlu memahami serta menerapkan pendelegasian dengan penuh tanggung jawab apabila ia menghendaki keberhasilan dalam kepemimpinannya. Pemimpin yang baik akan memahami bahwa ia hanya dapat bekerja dengan baik apabila ia dapat bekerja bersama dan bekerja melalui orang lain ( para bawahan ). Untuk mewujudkan kerja sama ini, pemimpin dapat mewujudkannya melalui pendelegasian, dimana pendelegasian dapat dilakukannya berdasarkan patokan seperti yang disebut diatas. ( krisPA30 )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar